Rabu, 06 Maret 2013

Konsep Dasar Komunikasi


KONSEP DASAR KOMUNIKASI
Dimana pun kita berada, pastinya membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan hanya dosen, politikus, pengacara, penjual atau pendakwah yang harus terampil dalam berkomunikasi. Banyak orang gagal karena mereka tidak terampil dalam berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari pun banyak kegagalan berkomunikasi. Misalnya, orang tidak di terima bekerja disebabkan dia tidak pandai dalam berkomunikasi saat wawancara.
Ternyata, segala permasalahan bersumber dari sebuah komunikasi yang kurang efektif, untuk itu kita diharapkan mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Mempelajari komunikasi tidak diartikan secara harfiah, namun mempelajari komunikasi adalah belajar tata cara dalam penyampaian informasi yang baik dan benar. Adapun beberapa proses sebelum menjadi komunikator yang handal yaitu sebagai berikut.
1.1    Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata communicare (menyampaikan), common (kesamaan), community (keguyuban). Paul Watzlawik mengatakan, “we cannot not communicate”, artinya kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Secara umum komunikasi di artikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah feedback atau timbal balik. Adapun beberapa definisi menurut beberapa tokoh sebagai berikut.
1.        Hovland dan Kelley (1953)
Komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah  atau membentuk perilaku orang lain.
2.        Harold Lasswell (1960)
Komunikasi pada dasarnya merupakan proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa. Who? Says what? In which chanel? Whom? With what effect?
3.        Warren Weaver (1949)
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat memengaruhi pikiran orang lainnya.
4.        Evret M Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Setelah kita mengetahui dan mengerti definisi dari komunikasi, selanjutnya akan di bahas tentang fungsi-fungsi komunikasi.
1.2    Fungsi Komunikasi
Judy C. Person dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup seseorang yang meliputi : keselmatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, dan aktualisasi diri. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan aktualisasi masyarakat.
William I. Gorden juga mengemukakan pendapatnya tentang fungsi komunikasi secara lebih khusus. William membagi fungsi komunikasi ke dalam empat kelompok, yakni komunikasi sosial, ekspresif, ritual, dan instrumental.
1.        Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi, dapat dipastikan akan “tersesat” karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang di hadapi.
Dengan kata lain, fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
2.        Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif bertujuan untuk memengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaa tersebut dikomunikasikan ke dalam bentuk pesan-pesan nonverbal maupun verbal. Pesan-pesan itu yang akhirnya menjadi sebuah karya seni, diantaranya adalah lagu, syair, tarian lukisan, dll.
3.        Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang  biasanya dilaukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Dalam upacara-upacara tersebut orang engucapkan kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik, dan segala ritus-ritus yang ada dalam setiap upacara, merupakan bentuk komunikasi ritual.
4.        Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental memiliki tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, merubah perilaku serta menggerakkan tindakan. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tujuan tersebut merujuk pada sifat persuasif atau membujuk. Komunikasi yang memberitahukan atau dapat disebut komunikasi satu arah, mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa komunikator menginginkan komunikan mempercayai bahwa informasi yang di sampaikannya akurat dan layak diketahui.
Sebagai instrumen. Komunikasi tidak saja dapat membangun hubungan yang baik, tetapi juga dapat untuk menghancurkan hubungan itu sendiri. Karenanya, studi komunikasi membuat kita menjadi lebih peka terhadap strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.

1.3    Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi yang mungkin orang awam ketahui hanyalah suatu proses penyampaian pesan yang di lakukan lewat lisan atau verbal. Padahal komunikasi juga dapat dilakukan dengan gerakan, gestur, bahasa tubuh atau body language, komunikasi inilah yang disebut dengan komunikasi non verbal.
Definisi secara umum, komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan cara lisan, sedangkan komnikasi nonverbal adalah penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan dengan gerakan atau bahasa tubuh.
1.        Komunikasi Verbal
Suatu sistem kode verbal verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengombinasikan simbol-simbol tersebut, yang di gunakan dan di pahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas kehidupan kita. Konsekuensinya, kata-kata merupakan abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata tersebut.
2.        Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol atau kode-kode tertentu yang memiliki pemaknaan khusus. Karena dalam setiap peristiwa komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu mencakup kode-kode nonverbal dan verbal. Komunikasi nonverbal memiliki beberapa bentuk.
a.         Komunikasi visual
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, grafik-grafik, lambang atau bahkan sebuah gerak gerik
b.        Komunikasi sentuhan
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk sentuhan, rabaan, colekan dan sebagainya. Komunikasi sentuhan juga dikenal dengan sebutan hipotik.

c.         Komunikasi gerakan tubuh
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk kinesik atau gerakan tubuh yang bersifat nonverbal. Seperti kontak mata, ekspresi, isyarat dan kontak tubuh.
d.        Komunikasi lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. Seperti jarak, ruang, temperatur dan warna.

1.4    Model-Model Komunikasi
Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen penting dari fenomena yang dijadikan model.
Para pakar lazim merancang model-model komunikasi dengan menggunakan serangkaian bentuk-bentuk untuk mengidentifikasi komponen-komponen, variabel atau kekuatan-kekuatan yang membentuk komunikasi dan menyarankan atau melukiskan hubungan di antara komponen-komponen tersebut.
Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi : mengorganisasikan yang tadinya tidak teramati, heuristik, prediktif dari peserta komunikasi dan pengukuran fenomena yang dipediksi. Fungsi-fungsi tersebut pada akhirnya merpakan basis untuk menilai suatu model berdasarkan seberapa umum model tersebut, seberapa heuristik model tersebut, seberapa akurat prediksi yang di buat dan seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan.
1.        Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi
Model memberi teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam “dunia nyata.” Meskipun demikian, model seperti juga teori atau definisi pada umumnya tidak pernah sempurna. Karenanya Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi. Pertama, melukiskan proses komunikasi; kedua, menunjukkan hubungan visual; ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Keuntungan lain dari pembuatan model, menurut Bross adalah terbukanya problem abstraksi. Karena menurutnya dunia merupakan problem abstraksi. Bross menambahkan, pembuat model juga harus memutuskan ciri-ciri apa dari dunia nyata, misalnya fenomena komunikasi yang akan di masukkan ke dalam sebuah model.

2.        Model-Model Komunikasi
Sejauh ini terdapat ratusan model komunikasi yang telah dibuat oleh para pakar. Kekhasan suatu model komunikasi juga di pengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut. Paradigma, kondisi teknologi dan semangat zaman yang melingkunginya merupakan dasar pembuatan suatu model komunikasi oleh para tokoh.
Adapun beberapa tokoh yang terkenal dengan model komunikasinya masing-masing, di antarannya sebagai berikut :
a.         Model S – R
Model S – R merupakan model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus – respon
b.        Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga di sebut model retoris (rethorical model). Filsuf Yunani Aristoteles merupakan tokoh paling paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama.
c.         Model Lasswell
Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell pada tahun 1948 yang menggambarakan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu pertama, pengawasan lingkungan, kemudian yang kedua adalah korelasi dari berbagai bagian terpisah dalam masyarakat, dan yang terakhir adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Sumber : Mulyana, Deddy. 2010.  Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar