KONSEP
DASAR KOMUNIKASI
Dimana
pun kita berada, pastinya membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan
hanya dosen, politikus, pengacara, penjual atau pendakwah yang harus terampil
dalam berkomunikasi. Banyak orang gagal karena mereka tidak terampil dalam
berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari pun banyak kegagalan berkomunikasi.
Misalnya, orang tidak di terima bekerja disebabkan dia tidak pandai dalam
berkomunikasi saat wawancara.
Ternyata,
segala permasalahan bersumber dari sebuah komunikasi yang kurang efektif, untuk
itu kita diharapkan mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Mempelajari
komunikasi tidak diartikan secara harfiah, namun mempelajari komunikasi adalah
belajar tata cara dalam penyampaian informasi yang baik dan benar. Adapun
beberapa proses sebelum menjadi komunikator yang handal yaitu sebagai berikut.
1.1 Definisi
Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata communicare (menyampaikan), common (kesamaan), community (keguyuban). Paul Watzlawik mengatakan, “we cannot not communicate”, artinya
kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Secara umum komunikasi di artikan sebagai
suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah feedback atau
timbal balik. Adapun beberapa definisi menurut beberapa tokoh sebagai berikut.
1.
Hovland dan Kelley (1953)
Komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain.
2.
Harold Lasswell (1960)
Komunikasi pada dasarnya merupakan proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan
akibat apa. Who? Says what? In which
chanel? Whom? With what effect?
3.
Warren Weaver (1949)
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana
pikiran seseorang dapat memengaruhi pikiran orang lainnya.
4.
Evret M Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.
Setelah kita mengetahui dan mengerti definisi dari komunikasi, selanjutnya akan di bahas tentang fungsi-fungsi komunikasi.
1.2 Fungsi
Komunikasi
Judy C. Person dan Paul E. Nelson
mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup seseorang yang meliputi : keselmatan
fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, dan aktualisasi diri. Kedua, untuk kelangsungan hidup
masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan
aktualisasi masyarakat.
William I. Gorden juga mengemukakan
pendapatnya tentang fungsi komunikasi secara lebih khusus. William membagi
fungsi komunikasi ke dalam empat kelompok, yakni komunikasi sosial, ekspresif,
ritual, dan instrumental.
1.
Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah
berkomunikasi, dapat dipastikan akan “tersesat” karena ia tidak sempat menata
dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu
membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk
menafsirkan situasi apapun yang di hadapi.
Dengan kata lain, fungsi komunikasi
sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk
membangun konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri
kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain
kepada kita.
2.
Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif bertujuan
untuk memengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaa
tersebut dikomunikasikan ke dalam bentuk pesan-pesan nonverbal maupun verbal.
Pesan-pesan itu yang akhirnya menjadi sebuah karya seni, diantaranya adalah
lagu, syair, tarian lukisan, dll.
3.
Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi
ekspresif adalah komunikasi ritual, yang
biasanya dilaukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Dalam upacara-upacara
tersebut orang engucapkan kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik, dan
segala ritus-ritus yang ada dalam setiap upacara, merupakan bentuk komunikasi
ritual.
4.
Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental memiliki
tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, merubah perilaku serta menggerakkan tindakan. Bila diringkas, maka
kesemua tujuan tujuan tersebut merujuk pada sifat persuasif atau membujuk. Komunikasi
yang memberitahukan atau dapat disebut komunikasi satu arah, mengandung muatan
persuasif dalam arti bahwa komunikator menginginkan komunikan mempercayai bahwa
informasi yang di sampaikannya akurat dan layak diketahui.
Sebagai instrumen. Komunikasi tidak
saja dapat membangun hubungan yang baik, tetapi juga dapat untuk menghancurkan
hubungan itu sendiri. Karenanya, studi komunikasi membuat kita menjadi lebih
peka terhadap strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk
bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.
1.3 Jenis-Jenis
Komunikasi
Komunikasi yang mungkin orang awam
ketahui hanyalah suatu proses penyampaian pesan yang di lakukan lewat lisan
atau verbal. Padahal komunikasi juga dapat dilakukan dengan gerakan, gestur,
bahasa tubuh atau body language,
komunikasi inilah yang disebut dengan komunikasi non verbal.
Definisi secara umum, komunikasi
verbal adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan
cara lisan, sedangkan komnikasi nonverbal adalah penyampaian pesan atau
informasi dari komunikator kepada komunikan dengan gerakan atau bahasa tubuh.
1.
Komunikasi Verbal
Suatu sistem kode verbal verbal disebut
bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan
untuk mengombinasikan simbol-simbol tersebut, yang di gunakan dan di pahami
suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang
mempresentasikan berbagai aspek realitas kehidupan kita. Konsekuensinya,
kata-kata merupakan abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi
yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata tersebut.
2.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal dapat diartikan
sebagai komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol atau
kode-kode tertentu yang memiliki pemaknaan khusus. Karena dalam setiap
peristiwa komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu mencakup
kode-kode nonverbal dan verbal. Komunikasi nonverbal memiliki beberapa bentuk.
a.
Komunikasi visual
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk gambar-gambar,
simbol-simbol, grafik-grafik, lambang atau bahkan sebuah gerak gerik
b.
Komunikasi sentuhan
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk sentuhan,
rabaan, colekan dan sebagainya. Komunikasi sentuhan juga dikenal dengan sebutan
hipotik.
c.
Komunikasi gerakan tubuh
Berupa penyampaian pesan dalam bentuk kinesik atau
gerakan tubuh yang bersifat nonverbal. Seperti kontak mata, ekspresi, isyarat
dan kontak tubuh.
d.
Komunikasi lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang
yang melihat atau merasakannya. Seperti jarak, ruang, temperatur dan warna.
1.4 Model-Model
Komunikasi
Menurut Sereno dan Mortensen, model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak
ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam
dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen
penting dari fenomena yang dijadikan model.
Para pakar lazim merancang
model-model komunikasi dengan menggunakan serangkaian bentuk-bentuk untuk
mengidentifikasi komponen-komponen, variabel atau kekuatan-kekuatan yang
membentuk komunikasi dan menyarankan atau melukiskan hubungan di antara
komponen-komponen tersebut.
Deutsch menyebutkan bahwa model
mempunyai empat fungsi : mengorganisasikan yang tadinya tidak teramati,
heuristik, prediktif dari peserta komunikasi dan pengukuran fenomena yang
dipediksi. Fungsi-fungsi tersebut pada akhirnya merpakan basis untuk menilai
suatu model berdasarkan seberapa umum model tersebut, seberapa heuristik model
tersebut, seberapa akurat prediksi yang di buat dan seberapa akurat pengukuran
yang dapat dikembangkan.
1.
Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi
Model memberi teoritikus suatu
struktur untuk menguji temuan mereka dalam “dunia nyata.” Meskipun demikian,
model seperti juga teori atau definisi pada umumnya tidak pernah sempurna.
Karenanya Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi
mempunyai tiga fungsi. Pertama, melukiskan
proses komunikasi; kedua, menunjukkan
hubungan visual; ketiga, membantu
dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Keuntungan lain dari pembuatan
model, menurut Bross adalah terbukanya problem abstraksi. Karena menurutnya
dunia merupakan problem abstraksi. Bross menambahkan, pembuat model juga harus
memutuskan ciri-ciri apa dari dunia nyata, misalnya fenomena komunikasi yang
akan di masukkan ke dalam sebuah model.
2.
Model-Model Komunikasi
Sejauh ini terdapat ratusan model
komunikasi yang telah dibuat oleh para pakar. Kekhasan suatu model komunikasi
juga di pengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut.
Paradigma, kondisi teknologi dan semangat zaman yang melingkunginya merupakan
dasar pembuatan suatu model komunikasi oleh para tokoh.
Adapun
beberapa tokoh yang terkenal dengan model komunikasinya masing-masing, di
antarannya sebagai berikut :
a.
Model S – R
Model S – R merupakan model komunikasi
yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya
yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus –
respon
b.
Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model
komunikasi paling klasik, yang sering juga di sebut model retoris (rethorical model). Filsuf Yunani
Aristoteles merupakan tokoh paling paling dini yang mengkaji komunikasi, yang
intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal
pertama.
c.
Model Lasswell
Model ini dikemukakan oleh Harold
Lasswell pada tahun 1948 yang menggambarakan proses komunikasi dan
fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga
fungsi komunikasi, yaitu pertama, pengawasan lingkungan, kemudian yang kedua
adalah korelasi dari berbagai bagian terpisah dalam masyarakat, dan yang
terakhir adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi
lainnya.
Sumber : Mulyana,
Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar